Sabtu, 27 September 2014

PENJARANGAN BUAH JERUK sp

Penjarangan Buah Jeruk adalah kegiatan mengurangi jumlah buah yang terdapat dalam setiap pohon jeruk hingga sesuai dengan daya dukung tanaman untuk  tujuan menghasilkan buah bermutu, ukuran seragam (grade AB dan C), memperpanjang masa berbuah, menjamin kontinuitas produksi dan mengurangi resiko kerusakan/kematian tanaman serta memperpanjang umur produktif tanaman. Kultur Teknis Penjarangan buah berdasarkan umur tanaman adalah  sebagai berikut:
1.      Tanaman Belum Menghasilkan umur 1 tahun (TBM 1):
-         Karena tanaman masih muda umurnya maka lakukan penjarangan buah 100%. Artinya pangkas atau buang semua buah yang ada di pokok jeruk tanpa ada toleransi.
-          Penjarangan dapat dilakukan bersamaan dengan pemangkasan pemeliharaan dan dilakukan rutin sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2.      Tanaman Belum Menghasilkaan umur 2 tahun (TBM 2) :
-         Penjarangan buah dilakukan sekitar 70-80% dari total buah yang ada dipokok.
Artinya setiap pokok yang memiliki sekitar 10 buah, maka sisakan 2-3 buah sedangkan selebihnya dipangkas dan dibuang.
-         Penjarangan di TBM 2 harus melihat postur tanaman, jika Diameter batang besar dan postur tanaman sehat maka penjarangan buah dilakukan sekitar 70-80% seperti ketentuan diatas, tapi jika kebalikannya maka sebaiknya buah dibuang semua.
-         Penjarangan dapat dilakukan bersamaan dengan pemangkasan pemeliharaan dan dilakukan rutin sesuai jadwal yang telah ditentukan.
3.      Tanaman Belum Menghasilkan umur 3 tahun (TBM 3) atau Tanaman menghasilkan (TM 1)  :
-         Penjarangan buah berdasarkan hitungan jumlah daun pendukung. Setiap buah harus didukung oleh sekitar 25-30 helai daun yang sehat atau setara dengan 2-3 buah per tangkai buah. Atau penjarangan buah dapat dilakukan sekitar 20-30% dari total buah yang terdapat dipokok.
-         Lakukan penjarangan saat buah sebesar kelereng (diameter 2 cm) dan setelah buah selesai mengalami masa gugur ( diameter 4 cm).
-         Jarangkan dan petik buah yang tumbuh lebih dari 3 buah dalam 1 tangkai dan sisakan 1 sampai 2 buah saja, buah yang dijarangkan adalah buah tidak normal/sakit, cacat, dan terserang hama - penyakit tanaman, atur posisi buah supaya tidak saling bergesekan atau terjepit ranting pohon.
-         Kumpulkan semua buah hasil penjarangan ke dalam karung dan buang  ketempat yang telah ditentukan.
-         Penjarangan buah di TBM 3 dan TM harus dialokasikan kegiatan dan waktu khusus.
Sumber: Eko Susanto.SP


MESIN BIOLOGIS TANAMAN JERUK sp (1)

MESIN BIOLOGIS TANAMAN JERUK sp (1)
 


Tanaman adalah mesin bologis, jadi analog dengan  mesin mekanis, ada bahan baku, ada mesin yang memproses bahan baku tersebut dan ada hasil proses yang disebut produk, atau pada mesin biologis disebut hasil panen (yield). Konsep mesin biologis ini menyiratkan: akar, batang dan daun tidak berguna sepanjang tidak menunjang hasil panen yang optimal. Jadi semua komponen harus diperhitungkan dari masukannya untuk panen optimal.

Jeruk sp adalah pohon perenial yang tumbuh periodik, ada tumbuh yang menghasilkan ranting vegetatif, ada pula tumbuh yang menghasilkan ranting reproduktif, yang tumbuh bergilir atau tumpang tindih, tapi keduannya bersaing karena menggunakan bahan baku yang sama. Hasil panen yang optimal adalah hasil panen yang ajeg (constant) tinggi setiap musim. Ini hanya terjadi bila ada keseimbangan antara tumbuh vegetatif dengan tumbuh reproduktif. Pohon yang berada dalam keadaan keseimbangan fisiologis demikian disebut pohon sehat.
Pohon Jeruk dapat tumbuh didominasi oleh tumbuh vegetatif, sehingga praktis tidak menghasilkan buah, atau berbuah sedikit sekali.Sebaliknya dapat pula tumbuh reproduktif yang dominan, pohon berbuah lebat sekali, namun tidak punya pelanjut tumbuh untuk musim berikutnya dan semua cadangan makanan habis tersedot oleh buah yang terlalu lebat. Karenanya pada musim berikutnya pohon berbuah sedikit sekali, dan memerlukan waktu satu atau dua musim untuk dapat berbuah kembali secara normal. Fenomena tersebut disebut gejala Alternans. Mungkin pula pohon tidak berbuah sama sekali atau bahkan mungkin mati.
Hal inilah mungkin yang menjadi salah satu penyebab banyaknya pohon jeruk di Indonesia yang mengalami kematian diawal masa-masa produktifnya (dibawah 6 tahun dari tanam). Karena ketidaktahuan para petani Jeruk sp berkaitan dengan keseimbangan tumbuh vegetatif dan reproduktif sehingga pohon dipaksa berbuah pada umur yang muda dan dipaksa berbuah sangat lebat tanpa ada tindakan penjarangan buah.

Sumber : di kutip dari Makalah Optimasi Hasil Panen Kebun Jeruk melalui Teknik Diagnosis oleh Aos M. Akyas